Don't Show Again Yes, I would!

10 Macam-Macam Hujan Berdasarkan Ukuran dan Penyebabnya

10 Macam-Macam Hujan Berdasarkan Ukuran dan Penyebabnya

Sebagai salah satu negara tropis, Anda tentu sudah tidak asing lagi dengan fenomena alam berupa hujan. Hujan terkait dengan siklus hidrologi yang terjadi di permukaan bumi. Ada macam-macam hujan yang terjadi di permukaan bumi yang dibedakan berdasarkan penyebabnya.

Pengertian dan Manfaat Hujan

Hujan secara pengertiannya adalah salah satu fenomena alam yang terjadi akibat siklus hidrologi atau proses daur air di muka bumi sehingga air turun dari langit serta jatuh ke permukaan bumi. Siklus hidrologi terjadi di permukaan bumi akibat interaksi antara faktor abiotic pada hidrosfer bumi dan lapisan litosfer. Siklus ini juga berkaitan dengan tenaga eksogen lho.

Hujan memiliki berbagai manfaat untuk kehidupan di muka bumi. Air hujan dapat memenuhi berbagai kebutuhan manusia dan makhluk hidup. Hujan akan menyuburkan tanaman pertanian dan perkebunan. Hujan juga bisa digunakan sebagai sumber energi listrik yang ditampung di danau buatan dan waduk.

Macam-Macam Hujan Ditinjau dari Ukurannya

1. Hujan Es

Hujan es adalah salah satu fenomena alam yang unik karena jarang terjadi. Hujan es memiliki ukuran yang jauh lebih besar dibandingkan salju. Suhu hujan es di bawah 0 derajat Celcius. Hujan es ini biasanya jatuh di daerah yang mempunyai suhu tinggi atau panas.

2. Hujan Deras

Hujan deras adalah salah satu macam-macam hujan berdasarkan ukurannya. Hujan deras mempunyai diameter partikel air berukuran cukup besar yaitu lebih dari 7 mm. Biasanya, hujan deras turun di daerah dengan suhu lebih dari 10 derajat Celcius.

3. Hujan Gerimis

Hujan gerimis atau dikenal sebagai dizzle mempunyai ukuran partikel air dengan diameter yang paling kecil yaitu kurang dari 0,5 mm.

4. Hujan Salju

Hujan salju merupakan hujan yang turun berbentuk kristal es dengan suhu di bawah 0 derajat Celcius.

Macam-Macam Hujan Ditinjau dari Penyebabnya

1. Hujan Orografis

Hujan orografis merupakan hujan yang terjadi dikarenakan adanya pergerakan angin bersama uap air secara horizontal. Angin yang mengandung uap air kemudian bergerak melewati pegunungan sehingga angin kemudian mengalami proses kondensasi.

Proses kondensasi ini selanjutnya akan menurunkan suhu angin menjadi lebih dingin. Titik air kemudian mulai terbentuk dan mengendap setelah melewati pegunungan. Titik air yang terbentuk ini kemudian akan turun menjadi hujan di lereng gunung yang ada di lokasi tempat datangnya angin.

Hujan yang turun di sisi lain gunung menyebabkan angin bertiup menaiki gunung tidak membawa uap air lagi. Hal ini menyebabkan bagian belakang lereng gunung tempat arah datangnya angin tidak mengalami hujan. Ketika massa uap air yang dibawa angin berat, hujan akan turun di bagian atas gunung.

2. Hujan Frontal

Hujan frontal adalah hujan yang timbul akibat pertemuan massa udara bertemperatur rendah dengan massa udara bertemperatur tinggi (panas). Kedua massa udara yang memiliki perbedaan suhu cukup ekstrem ini terjadi di bagian front, yakni wilayah yang sering terjadi kondensasi dan pembentukan awan.

Massa udara yang dingin (temperatur rendah) memiliki massa lebih berat ketimbang massa udara panas (temperatur tinggi) sehingga uap air dari udara dingin akan jatuh ke permukaan bumi dengan deras. Hujan yang turun ini disebut hujan frontal.

Hujan frontal terjadi di area yang dilewati oleh pertengahan garis lintang utara dan garis lintang selatan.

3. Hujan Siklonal

Hujan siklonal termasuk ke dalam salah satu macam-macam hujan yang dibagi berdasarkan penyebab hujan tersebut. Hujan siklonal muncul karena adanya pertemuan antara udara panas atau suhu lingkungan tinggi dengan angin yang berputar.

Hujan siklonal merupakan salah satu jenis hujan yang paling sering terjadi di daerah yang dilewati oleh garis khatulistiwa atau garis khayal ekuator. Wilayah yang dilewati oleh garis ekuator adalah wilayah tempat bertemunya angin pasat timur dan juga angin pasat tenggara.

Kedua angin ini kemudian akan naik ke atas awan dan menggumpal. Gumpalan awan ini lama-kelamaan akan mencapai titik jenuh hingga menggelap dan menjadi mendung. Setelah awan menjadi sangat gelap, hujan siklonal pun turun hingga membasahi permukaan bumi.

4. Hujan Muson atau Hujan Musiman

Hujan muson atau hujan musiman adalah hujan yang terjadi di musim penghujan atau musim kemarau saja karena hanya terjadi dalam periode waktu tertentu. Sebagai negara tropis yang dilewati oleh garis khatulistiwa, Indonesia menjadi salah satu negara yang paling sering mengalami angin musiman.

Angin muson atau angin musiman di Indonesia biasa terjadi di bulan Oktober sampai April sehingga pada waktu-waktu ini dikenal sebagai musim penghujan. Angin muson ini timbul karena adanya pergerakan semu tahunan matahari yang melewati garis balik utara dan garis balik selatan.

5. Hujan Asam

Hujan asam sebenarnya adalah salah satu bentuk anomaly terhadap hujan akibat aktivitas manusia yang tidak ramah terhadap lingkungan. Hujan asam terjadi di hampir berbagai belahan dunia yang mempunyai aktivitas industri sangat padat.

Hujan asam timbul ketika air hujan yang turun dari awan kemudian berinteraksi dengan gas karbondioksida yang berada di atmosfer. Air dari hujan asam biasanya memiliki ukuran keasaman 6 atau bahkan 5 sementara air hujan yang netral harusnya memiliki ukuran keasamaan 7.

6. Hujan Buatan

Hujan buatan terbentuk karena adanya campur tangan manusia berupa teknik penyemaian awan atau cloud seeding. Teknik penyemaian awan ini dilakukan di daerah yang kekeringan.

Macam-macam hujan yang terbentuk di muka bumi dibedakan berdasarkan penyebabnya serta ukuran partikelnya. Hujan sejatinya merupakan bentuk dari siklus hidrologi yang sangat bermanfaat bagi manusia dan seluruh makhluk di muka bumi. Namun hujan yang berlebihan justru dapat menyebabkan risiko banjir.

Share:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *